Pages

Akibat Yang Akan Muncul Jika Krisis Terjadi

Permasalahan Aspek Kehidupan Globalisasi
Laporan 28 Nov 2016
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

1.  Permasalahan Pangan (Kekurangan Pangan)


Pangan merupakan komoditi penting dan sangat penting fungsinya, bahwasanya pangan merupakan kebutuhan poko k manusia yang hakiki. Kebutuhan pangan di setiap penduduk perlu tersedia dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman di konsumsi dan tentunya murah/terjangkau bagi penduduk sekitar/masyrakat sekitar. Problema kekurangan pangan masih saja menghantui semua mahluk hidup khususnya manusia, kendati tingkat pertumbuhan ekonomi dunia meningkat. Hal ini disebabkan pertumbuhan penduduk dunia yang cepat dan tidak seimbangnya dengan prosuksi pangan. Selain itu, masalah keadilan dan distribusi pangan yang masih belum merata.
Kekurangn pangan menyebabkan kekhawatiran semua pihak dunia. Menurut FAO, saat ini (2015) dunia terdapat sekitar 200 juta orang kekurangan pangan. Penduduk indonesia pada tahun 2035 diperkirakan akan bertambah dua kali lipat dari jumlah yang sekarang ini, total akan menjadi 400 juta jiwa yang kekurangan pangan.
Kekurangan pangan akan mengakibatkan gejala serius berupa kelaparan. Mantan sekjen PBB Kofi Annan pernah menegaskan, walaupun saat ini ada kemajuan yang luar biasa di bidang teknologi dan pertanian, namun penderita yang paling tua dan yang paling mendasar adalah kelaparan. Setiap hari setidaknya terdapat 840 jiwa yang tidak mempunyai makanan untuk mereka makan. Bahkan menurut studi yang dilakukan di Afrika Sahara yaitu satu dari tiga orang mengalami kekurangan pangan atau kelaparan, sedangkan kekurang pangan diwilayah Asia Pasifik sekitar 525 juta jiwa.

2. Kekurangan Sumber Air Bersih


Sejak dulu air diakui sebagai sumber kehidupan. Air, khususnya dalam air bersih banyak dimanfaatkan umat manusia untuk berbagai keperluan, yang paling utama adalah keperluan untuk minum. Dengan begitu, ketersediaan air bersih merupakan keharusan dan sangat mutlak demi kelangsungan kehidupan mahluk hidup. Sumber-sumber air bersih pada umumnya dapat ditemui dari mata air atau sungai yang telah dilakukan proses penyulingan atau filtrasi.
Dengan bertambahanya jumlah penduduk dunia, kebutuhan air bersih juga meningkat tajam. Seiring dengan itu, sumber-sumber air bersih justru semakin berkurang dan makin habis. Dewasa ini, penduduk dunia dilanda kekurangan air bersih. Padahal masalah kekurangan air bersih berdampak langsung kepada kesehatan dan kelangsungan hidup seluruh mahluk hidup. Berdasarkan laporan resmi WHO, disebutkan bahwa setiap tahun lebih dari 1,6 juta orang meninggal dunia karena rendahnya akses terhadap air bersih dan sanitasi. Tidak tersedianya air bersih dapat mengancam kesehatan penduduk yang bersangkutan dengan masalah air tadi seperti kolera, tifus, DBD dan penyakit yang dapat menular lainnya.
Akibat dari perubahan iklim, kekeringan dan banjir yang sering kali terjadi, ditengarai berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih. Contohnya kekeringan pada sebagian sunga-sungan besar di dunia. Berdasarkan keterangan WWF menyatakan 10 sungai besar di dunia yang ada di setiap benua mulai mengering dan terancam kekurangan pasokan air bersih. Diantara sungai tersebut adalah Yangtxe, Mekong, Salween, Gangga, Indus, Sungai Danube di Eropa, La Plata dan Rio Grande di Amerika, Sungai Nil di Afrika dan Sungai Murray Darling di Australia.
Perlu diketahui juga bahwa dilaporkan indonesia juga terancam kekurangan air bersih. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi pada tahun 2015 jumlah penduduk indonesia melonjak menjadi 247,5 juta jiwa. Jumlah tersebut mengakibatkan pemeneuhan kebutuhan air meningkat menjadi 9,391 miliar m3 atau naik 47% dari tahun 2000. Hal tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan air yang malah semakin menurun setiap tahunnya. Di pulau Jawa misalnya, ketersediaan air bersih hanya 1,750 m3 per kapita pertahun, jauh di bawah standar kecukupan yairu 2,000 m3 per kapita pertahun. Jika hal tersebut tidak ditanggulangi, dipastikan Indonesia akan mengalami kelanggkaan air bersih pada tahun 2020. Diperkirakan, ketersediaan air pada tahun tersebut hanya 1,200 m3 per kapita pertahun. Hal tersebut sangat ironis, mengingat bahwa Indonesia termasuk 10 negara yang kaya akan air.

Daftar Pustaka : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si. dan Winarno, S.Pd., M.Si.

Negeriandri

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe for free :)
Enter your email address to subscribe to this
blog & silahkan komentar dengan baik :)